Pengertian Sufisme
Sufisme adalah isme atau dapat juga dikatakan sebagai ilmu untuk menjalani kehidupan sufistik seorang sufi, yang mana diketahui bahwa akhir dari kesufian
Sufisme adalah isme atau dapat juga dikatakan sebagai ilmu untuk menjalani kehidupan sufistik seorang sufi, yang mana diketahui bahwa akhir dari kesufian
adalah
awal dari kenabian, yang tentu saja menjadikan kesufian dapat di artikan pencarian
kesucian yang tertinggi yang menjadi dasar atau awal kenabian, demikianlah
bahwa akhir kesufian hanyalah awal kenabian menjadikan setinggi-tinggi nya
tingkat kesufian tidaklah dapat mencapai tingkat kenabian.Sejak abad ke II
Hijriah sufisme sudah popular di kalangan masyarakat di kawasan dunia islam
sebagai perkembangan lanjut dari gaya keberagamannya para zahid dan abid.( Moh.
Toriquddin :2008 hal 206-207 )
Fase
awal ini juga disebut sebagai fase asketisme yang merupakan bibit awal
tumbuhnya sufisme dalam peradaban islam. Keadaan ini ditandai oleh munculnya
individu-individu yang lebih mengejar kehidupan akhirat, sehingga perhatiannya
terpusat untuk beribadah dan mengabaikan duniawi. Fase asketisme ini setidaknya
berlangsung sampai akhir abad II hijriah dan memasuki abad ke III sudah
menampakkan adanya peralihan dari asketisme ke sufisme. Sejak kurun waktu itu sufisme berkembang terus
kea rah penyempurnaannya dan spesifikasi terminology, seperti konsep intuisis,
dzaug dan al-kasyf. Kesepatan perkembangan sufisme nampaknya memperoleh
dorongan setidaknya dari tiga factor penting yakni: pertama gaya hidupnya yang serba ada yang diperagakan
oleh sebagian besar pengusaha negeri aspek ini dorongan yang paling kuat adalah
sebagai reaksi kelompok elit dinasti pengusaha.( A. Rivay Siregar: 2002,hal
:294-295 )
Selain
itu kerangka organisasi sufisme sejalan dengan pergeseran doktrin juga
difungsikan untuk memerangi kompromi dan sinkretisme doktrin islam dengan
ajaran-ajaran dan praktek-praktek kepercayaan lainnya.(Dr.Nurcholish
Madjid:2002.hal 175-177)
Sufisme
atau tasawwuf mengajarkan kita untuk melihat di balik selubung kegelapan yang
telah menutupi sistem-sistem kepercayaan kita. Seseorang yang dengan tulus
mengikuti program-program latihan sufi kemungkinan setelah beberapa lama
melalui berbagai ujian/kesulitan akan menemukan/mendekati suatu keadaan di mana
dia dapat “melihat sesuatu sebagaimana adanya”, ketika dia telah dengan istiqamah
“mengabdi/melayani/beribadah kepada Tuhan seolah-olah dia telah melihat-Nya”,
dan dia benar-benar menyadari bahwa dia berada “di dunia, sekaligus bukan
dunia.( www. tasawuf\Sufisme dan Dunia
Modern.wordpress.com )
2.2 Tokoh-tokoh
para sufisme kesatu dan kedua Hijriyah
1.
Hasan al-Basri
Nama
lengkapnya al-Hasan bin Abu Sa’id. Dia dilahirkan di madinah pada tahun 21 H,
dan meninggal di Basrah pada tahun 110 H. Ia adalah putra Zaid bin sabit
seorang budak yang tertangkap di Maisan, yang kemudian menjadi sekretaris Nabi
Muhammad SAW. Ia memperoleh pendidikan di
Basrah, ia sempat
bertemu dengan sahabat-sahabat nabi termasuk tujupuluh di antaranya adalah yang
turut serta dalam perang Badr. Kemudian ibunya adalah hamba sahaya Ummu
Salamah, istri Nabi. Ia tumbuh dalam lingkunagan orang saleh yang mendalam
pengetahuan agamanya. Ia menerima hadis dari sejumlah ahabat dan diriwayatkan
bahwa Ali bin Abi Thalib mengagumi akan kehebatan ilmunya. ( Asmaran As : 2002,
hal265-266 )
2.
Ibrahim Bin Adham
Namanya
adalah Abu Ishaq bin Adham, lahir di Balkh
dari keluarga bangsawan arab. Dalam legenda sufi ia dikatakan sebagai seorang
pangeran yang meninggalkan kerajaannya, lalu mengembara kea rah Barat untuk
menjalani hidup sebagaui seotang petapa sambil mencari nafkah yang halal hingga
meninggal di negeri Persia
kira-kira pada tahun 160 H/777 M. Beberapa sumber mengatakan bahwa ibrahim
terbunuh ketika mengikuti angkatan laut yang menyerang Bizantium Ibrahim bin
Adham adalah seorang zahid di khurasan yang sangat menonjol di zamannya.
Kendatipun dia putera seorang raja dan pangeran kerajaan Balkh, menurut Nicholson dia tidak terpesona
oleh kekuasaan dan kerajaan yang dibawahinnya. Dia lebih suka memakai baju yang
kasar dan mengarahkan pandangannya di negeri Syiria. Hal ini kulakukan dengan
harapan aku bias memelihara kehidupan beragamaku dari godaan setan dan menjaga
keimananku sehingga selamat sampai ke pintu gerbang kematian( Asmaran As :
2002, hal269-270 )
3. Sufyan al-Sauri
Namanya
adalah Abu Abdullah Sufyan bin Sa’id Bin Masruq al-Sauri al- Kufi. Dia dilahirkan di Kufah pada tahun 97
H/715 M, dan meninggal di Basrah pada tahun 161 H/778 M. Dia adalah seorang
tabi’in pilihan dan seorang zahid yang jarang ada tandingannya bahkan merupakn
seorang ulama hadis yang terkenal sehingga dalam merawinkan hadis, dia dijuluki
amir al-mu’minin dalam hal hadis. Dan dia adalah salah seorang dari ulama
mujtahidin yang mempunyai mashab sendiri. Menurut riwayat Abu al-Qasim
al-Junaid mengikuti mashab beliau. Dan mashabnya bias bertahan selama 2 abad. Sufyan
al-Sauri termasuk zahid yang sangat berani, tidak takut dibunuh dalam
mengemukakan kritik terhadap pengusaha, beliau sanagt mencela kehidupan para
pengusaha yang bergelimang dalam kemewahan, hidup berfoya-foya dengan kekayaan
Negara yang diperoleh dari hasil ekspansi dan kemajuan islam, sementara masih
banyak rakyat yang hidup dalam kemelaratan. Beliau dengan lantang memberi
nasihat kepada umat islam agar jangan mengikuti perkehidupan mereka yang telah
rusak moralnya itu. ( Asmaran As : 2002, hal273-274 )
1.
Rabi’ah al-Adawiyah
Nama
lengkapnya ialah Ummu al-Khair Rabi’ah binti Isma’il al-Adawiyah al-Qisiyah.
Informasi tentang biografinya begitu sedikit dan sebagaimana hanya bercorak
mitos. Dia lahir I Basrah pada tahun 96 H/ 13 M. Lalu hidup sebagai hamba
sahaya keluarga atik. Dia berasal dari keluarga miskin dan dari kecil dia
tinggal di kota kelahirannya.Di kota ini namanya sangat harum sebagai seorang
manusia suci dan sangat dihormati oleh orang-orang saleh semasanya.Menurut
sebuah riwayat ia meninggal pada tahun 185 H/801 M. Orang orang mengatakan
bahwa dia di kuburkan di dkat kota jerussalem Rabi’ah al-Adawiyah yang seumur
hidupnya tidak pernah menikah ini mewujudkan bahwa di cinta kepada allah SWT.
Tetapi dia tidak hanya berbicara tentang cinta ilahi, namun juga menguraikan
ajaran-ajaran tasawuf yang lain. ( Asmaran As : 2002, hal274-278 )
2.3 Tokoh-tokoh
sufi terkemuka abad III dan IV Hijriah
1.
Ma’ruf al-Karkhi
Namanya
adalah Abu Mahfuz Ma’aruf bin Firuz al-Karkhi. Ia berasal dari Persia, namun
hidupnya lebih lama di bagdad. Ia meninggal di kota ini juga pada tahun 200 H/815 M. Ia
dikenal sebagai sufi yang selalu di liputi rasa rindu kepada Allah SWT sehinnga
ia di golongkan ke dalam kelompok auliya. Dia di pandang sangat berjasa dalam
meletakkan dasar-dasar tasawuf. Dan dia adalah pertama yang mengembangkan
tasawuf dari pada cinta yang di bawa oleh Rabi’ah al-Adawiyah. Ia mengatakan
bahwa timbulnya rasa cinta kepada allah itu bukan karena diusahakan melalui
belajar, tetapi datangnya semata-mata karena karunia Allah. ( Asmaran As : 2002,
hal279-280 )
2.
Abu al-Hasan Surri al-Saqti
Nama
lengkapnya adalah Abu al-Hasan Surri al-Muglisi al-Saqti. Dia adalah murid
Ma’ruf al-Karkhi dan paman al-Junaidi dan merupakan seorang tokoh sufi terkemuka
di Bagdad, serta pernah mendapat tantangan dari Ahmad bin Hanbal. Dia mencari
nafkah dengan berdagang barang-barang berkas dan meninggal pada tahun 253H/867
M dalam usia 98 tahun. Dalam sejarah sufi ai dikenal sebagai pelopor dalam
membahas soal tauhid dan merupakan orang yang paling wara pada masanya.
Disamping itu ia pun seorang imam masjid Bagdad.
Dalam sejarahnya perkembangan tasawuf, Surri al-Saqti dipandang sebagai salah
seorang pendiri sebuah aliran tasawuf Bagdad ini ke berbagai kawasan dunia islam,
misalnya Musa al-Ansari yang menyebarluaskanya ke Khurasan; Abu Ali al-Ruzbari
(322 H di fustat ) yang menyebarluaskannya ke Mesir dan Abu Yazid al-Adami (341
H ) yang menyebarluaskan ke jazirah arab. ( Asmaran As : 2002, hal280-283 )
3.
Abu Sulaiman al-Darani
Nama
lengkapnya ialag Abu Sulaiman Abdurrahman bin Utbah al-Darani. Ia lahir di Dran
sebuah kampong di kawasan Damaskus; dan meninggal pada tahun 215 H/830 M. Ia
adalah murid Ma’ruf dan merupakan tokoh sufi terkemuka, seorang arif dan
hidupnya sangat wara. Hidup kerohaniannya penuh diliputi dengan kebersihan jiwa
dan kesucian pribadi. Pandangannya dalam tasawuf mengandung makna dan ibrad
yang menjadi panutan bagi penganut ajaran tasawuf selanjutnya. Dalam sejarahnya
al-Darani di kenal sebagai salah seorang sufi yang banyak membahas tentang
ma’rifah dan hakikah. Dalam kaitan ini ai berkaitan dengan syariah. Hal ini dia
tegaskan dalam ucapannya selama beberapa waktu aku terima persoalan ini sementara
aku tidak bias menerimanya kecuali disertaidua saksi yaitu al-quran dan
al-sunnah. ( Asmaran As : 2002, hal283-284 )
4.
Haris al-Muhasibi
Nama
lengkapnya ialah Abu Abdillah al-Haris bin Asad al-Basri al-Muhasibi. Ia lahir di
Basrah tahun 165 H/781 M. Selagi masih kecil dia pindah ke bagdad di sana dia
kemudian belajar hadis dan teologi, bergaul rapat dengan tokoh-tokoh terkemuka
dan menyaksikan perietiwa penting pada masa itu. Ia meninggal pada 243 H/851 M.
Ajaran-ajaran dan tulisan memberikan pengaruh yang kuat dan luas kepada
ahli-ahli sufi sesudahnya khususnya kepada Abu Hamid al-Gazali. Dia adlah
seorang ulama yang termashur dalam ilmu usul dan ilmu akhlaq disamping dia juga
seorang guru yang kenamaan di kota Bagdad. Dai digelari al-Muhasibi karena suka mengadakan
intropeksi. Seperti sudah disinggung diatas dai mengarang berbagai kitab
tasawuf. Sebagian besar lainnya memuat analisis kehidupan rohaniahhal inilah
yang menjadi inti yang menjadi pokok tujuan kitabnya Al-Ri’ayah merupakan karya
orang islam yang terindah tentang kehidupan esoteric dalam islam. ( Asmaran As
: 2002, hal284-285 )
5.
Zu al-Nun al-Misri
Nama
lengkapnya adalah Abu al-Faid Saubun bin Ibrahim Zu al-Nun al-Misri. Dia lahir
di Ekhimim yang terletak di kawasan mesir hulu pada tahun 155 H/770 M. Banyak
guru-guru yang telah di datanginya dan banyak pengembaraan yang telah
dilakukannya baik di negeri arab maupun Syira. Pada tahun 214 H/829 M. Menurut
biografi-biografi pada sufi, dia adalah salah seorang yang pada masanya
terkenal keluasan ilmunya, kerendahan hatinya dan budi pekertinya yang baik.
Dalam tasawuf posisinya dipandang penting karena dia itulah yang pertama di
mesir yang memperbincangkan masalah ahwal dan maqamat para wali. Dlam tasawuf
Zu al-Nun al_misri dipandang sebagai bapak paham ma’rifah. ( Asmaran As : 2002,
hal287-288 )
6.
Abu Yazid al-Bustabi
Nama
lengkapnya adalah Abu Yazid bin Isa bin Syurusan al-Bustami. Dia lahir sekitar
tahun 200 H/814 M di Bustam, Bagian timur laut Persia. Ia meninggal di Bustam pula
pada 261 H/875 M. Dan makamnya masih ada hingga saat ini. Abu Yazid adalah
seorang tokoh sufi yang membawa ajaran yang bebeda dengan ajaran-ajaran tasawuf
lsebelumnya. Ajaran yang dibawanya banyak tentang oleh ulama fiqh dan kalam,
yang menjadi sebab ia keluar masuk penjara. Memang dalam perkembangannya
tasawuf ia sebagai pembawa paham al-fana dan al-baqa serta sekaligus pencetus
paham al-ittihad. Ia adalah seorang tokoh sufi yang terkenal pada tahun III
Hijriyah dan berpendapat bahwa tasawuf yang dikemukakan seiring dengan kedua
sumber ajaran islam. ( Asmaran As : 2002, hal295-296)
7. Junaid al-Bagdadi
Nama
lengkapnya adalah Abu al-Qasim al-Junaid bin Muhammad al-Nihawandi. Dia adalah
putera seorang pedagang barang pecah belah dan keponakan surri al-Saqti serta
teman akrab haris al-Muhasibi. Dia meninggal di Bagdad
pada tahun 297 H/910 M. Termasuk seorang sufi yang luar biasa teguh dalam
menjalankan syariat agama, sangat mendalam jiwa kesufiannya. Dia adalah seorang
yang sangat faqih sering memberi fatwa sesuai mashab yang dianutnya, mashab Abu
Sauri: serta teman akrab Imam al-Syafi’I ( Asmaran As : 2002, hal303-304)
8. Al Hallaj
Nama
lengkapnya adalah Abu Al-Mugis Al-Husain bin Mansur bin Muhammad al-Baidawi,
dan lebih dikenal dengan nama al-Hallaj. Ia adalah seorang alim dalam ilmu
agama islam. Sebagai mana dikatakan oleh Ibn Suraij ia adalah seorang yang
hafal al-quran dan sarat dengan pemahamannya, menguasai ilmu fiqih dan adis
serta tidak diragukan lagi keahliannya dalam ilmu tasawuf dan di juga seorang
zahid yang terkenal pada masanya dan banyak lagi sifat-sifat kesalehannya.
Keahlian dan kepribadiannya yang demikian itulah yang menjadikaannya mampu
melahirkan karya-karya gemilang tentang tasawuf. ( Asmaran As : 2002,
hal310-311 )
9. Abu Bakr al-Syili
Nama lengkapnya Abu Bakr Dulaf bin
Jahdaral-Syibli keluarganya berasal dari Khurasan, tetapi dia sendiri
dilahirkan di Bagdad. Ia meninggal pada tahun
334 H/946 M. Dalam usia 87 Tahun. Ia adalah seorang yang tidak pernah mengeluh
menghadapi kehidupan dia hidup penuh kegembiraan. Bagaimana sikapseseorang
dalam hidup dan kehidupan bermasyarakat, dia berujar Hiduplah seperti pohon
kayu yang lebat buahnya. Tasawufnya aialah duduk bersama allah tanpa ada rasa
duka ( Asmaran As : 2002, hal324 )
2.4 Tokoh-tokoh
sufi terkemuka abad kelima hijriyah
1.
Al-Qusyairi
Nama
lengkapnya adalah Abd al-Karim bin Hawazin al-Qusyairi ia dilahirkan pada tahun
376 H di Istiwa. Ia adalah seorang tokoh terkemuka pada abd kelima Hijriyah,
yang cenderung mengadakan pembaharuan yakni dengan mengembalikan tasawuf ke
landasan al-quran dan al-sunnah yang merupakan cirri utama dari ajaran tasawuf
sunni. Dapat di katakan ia terkenal karena ia menulis sebuah risalah tentang
tasawuf yang diberi nama Al-Risalah al-Qusyairiyah. Sufi di berbagai Negara
islam dalam tahun 473 H. ( Asmaran As : 2002, hal326 )
2.
Al-Harawi
Nama
lengkapnya adalah Abu Ismail Abdullah bin Muhammad al-Ansari. Dia lahir tahun
396 H di herat
ia adalah seorang faqih dari mashab Hambali dan karya-karyanya di bidang
tasawuf di pandang amat bermutu. Sebagai tokoh sufi pada abad kelima hijrah dia
mendasarkan tasawufnya di atas doktrin Ahl al-Sunnah. Bahkan ada yang
memandangnya sebagai pengasas gerakan penbaharuan dalam tasawuf dan penentang
para sufi yang terkenal dengan ungkapan-ungkapan yang aneh. Karyanya yang
terkenal adalah Manazil al-Sa’arin ila Rabb Al-alamin( Asmaran As : 2002,
hal328 )
3.
Al-Ghazali
Nama
lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad
al-Tusi al-Syafi dan lebih dikenal dengan nama al-gazali. Dia di lahirkan pada
tahun 450 H/1058 M. Ia mengkaji aliran-aliran para teolog, filosof dan batiniah
sebagaimana diutarakannya di dalam kitabnya Al-Munqiz memilih jalan tasawuf. (
Asmaran As : 2002, hal330 )
2.5 Tokoh-tokoh
sufi terkemuka abad keenam hijriyah dan seterusnya
1.
Al-Suhrawardi al-Maqtul
Nama
lengkapnya adalah Abu al-Futuh yahya bin Habsy bin Amrak di kenal sebagai
al-Hakim. Ia dilahirkan di Suhrawad sekityar tahun 549 Hijriyah dan terbunuh di
Halb tahun 587 H. Ia meninggalkan sejumlah karya antara lain adalah Hikmah
Al-Isyraq, Al-Talwihat, Hayakil Al-Nur, al-Muqawimat, Al-Mutaribat, Al-Alwah,
Al-Imadiyah den sebagain doa-doa ( Asmaran As : 2002, hal344 )
2.
Muhyiddin ibn’Arabi
Nama
lengkapnya adalah Abu Bakr Muhammad bin Muhyiddin al-Hatimi al-Hatimi al-Ta’I
al-Andalusi. Di andalusi ( Barat ) dia dikenal dengan nama Ibn’Arabi, tanpa
alif-lam. Disamping itu dia biasa disebut dengan al-Qutb, al-Gaus,al-Syaikh
atau Al-Kibrit al-Ahmar. Dia lahir pada tanggal 17 Ramadan 560 H/1163 M di
Merica dan meninggal pada tanggal 28 Rabiul akhit 638 H/1240 M. ( Asmaran As :
2002, hal347 )
3.
Abd al-Karim al-Jili
Nama
lengkapnya Abd al-Karim bin Ibrahim al-Jili. Dia dilahirkan di al-Jili, suatu
tempat di kawasan bagdad pada tahun 767 H/1365 M. dan meninggal pada tahun 805
H/1403 M. Kitab al-jili yang paling terkenal yang menggambarkan ajaran tasawufya
tentang konsep al-Insan al-Kamil. Kendati al-Jili membawa konsep kesatuan wujud
dan tetap konsisten terhadap ajarannya namun dalam syariatnya ia tetap
menjalankankewajiban ibadah seperti salat, puasa dan zakat menurutnya semakin
tinggi derajad manusia semakin banyak ibadah yang mesti di lakukannya. (
Asmaran As : 2002, hal356-357 )
4.
Ibn al-Farid
Nama
lengkapnya adalah Syarifuddin Umar Abu al-Hasan Ali yang lebih di kenal dengan
Ibn al-Farid. Dia adalah seorang penyair sifi cinta ilahi yang dilahirkan di Cairo pada tahun 576 H
yaitu setelah kepindahannya ayahnya di hammah dan ia meninggal di tempat
kelahirannya pada tahun 632 ah/1233 M. Sebagai orang sufi cinta ilahi yang
paling menonjol dalam sejarah islam Ibn al-Farid telah mendedikasikan seluruh
hidupnyauntuk cinta tersebut sebagai hidupnya untuk cinta tersebut sebagai
poros utama puisi-puisinya dalam diwan yang ditinggalkannya.karena itu ia
dikenal gelar Sultan al-Asyiqin yang sekaligus menjadi nama karyanya ( Asmaran
As : 2002, hal364)
5.
Jalaudin al-rumi
Nama
lengkapnya adalah jalaludin Muhammad bin Muhammad al-Balkhi al-Qunuwi. Dia
lahir di Balkh
pada tahun 604 H/1217 M. Dan meninggal pada tahun 672 H/1273 M di Qunyah. Ia
menjadi seorang dai dan fiqih dan dia di pandang sebagai sufi yang menganut
aliran kesatuan wujud. Sebagaimana sifi-sufi sebelumnya yang sealiran ( Asmaran
As : 2002, hal368 )
Kesimpulan
Sufi
merupakan suatu komunitas rahasia spiritual (freemasonry) kuno yang
belum pernah ditelusuri dan dicatat asal-usulnya. Mereka sendiri tidak tertarik
untuk membukukan fakta tentang dirinya, karena sudah puas menjelaskan fakta
dengan perspektif mereka sendiri di berbagai kawasan dan masa yang
berbeda-beda. Meski secara umum fakta mereka disalahpahami sebagai satu madzhab
Muslim, namun para Sufinya sebenarnya telah dikenal dalam semua agama
Tokoh-tokoh para sufisme kwsatu dan kedua
Hijriyah : Hasan al-Basri, Ibrahim Bin Adham, Sufyan al-Sauri , Haris
al-Muhasibi, Zu al-Nun al-Misri, Abu Yazid al-Bustabi, Junaid al-Bagdadi, Al
Hallaj, Abu Bakr al-Syili
Tokoh-tokoh sufi terkemuka abad kelima
hijriyah : Al-Qusyairi, Al-Harawi, Al-Ghazali
Tokoh-tokoh
sufi terkemuka abad keenam hijriyah dan seterusnya : Al-Suhrawardi
al-Maqtul, Muhyiddin ibn’Arabi, Abd al-Karim al-Jili, Ibn al-Farid, Jalaudin
al-rumi
Daftar Pustaka
Toriquddin,Moh.2008.
Sekularitas Tasawuf.Uin-Malang Press:Malang
As,Asmaran.2002.
Pengantar Studi Tasawuf. PT Raja Grafindo Persada:Jakarta
Siregar,rivay.2002.
Tasawuf dari sufisme klasik ke neo-sufisme. PT Raja Grafindo Persada:Jakarta
Madjid,nurcholish.dkk.2002.
Manusia Modern.Iman dan hikmah:Jakarta
www.
tasawuf\Sufisme dan Dunia Modern.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar